MEDAN - Sejumlah mahasiswa Semester IV dan VI Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) mengikuti Praktik Kerja Lapangan [PKL] di perkebunan dan rumah produksi kopi arabika di Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara selama satu bulan, sejak 14 Maret lalu.
Kegiatan PKL mahasiswa Polbangtan Medan di Kabupaten Toba sesuai harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa kopi Indonesia terkenal di mancanegara, karena ciri khas pada kualitas rasa dan aroma berbeda dengan kopi negara lain.
BACA JUGA:
Target 10 juta pohon kopi di Toba
"Mau di dataran tinggi, kita punya kopi arabika. Kalau mau produksi dataran rendah, ada robusta. Tahun ini saya targetkan 10 juta pohon. Kenapa? Karena seluruh dunia lagi trend minum kopi. Semua sudut ada kedai kopi, bagi saya, kopi singkatan dari lemampuan otakmu pemberi inspirasi", kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa untuk mendukung program Strategis Kementan.
"Para petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya baik secara on-farm maupun off-farm terutama pengelolaan pasca panen," kata Dedi.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan kegiatan PKL ini sebagai upaya peningkatan kompetensi setelah lulus kelak sebagai sarjana pertanian terapan, dengan spesikasi penyuluhan perkebunan presisi.
Fokus pada teknis budidaya dan pengolahan kopi arabika
“Tujuan PKL meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa guna mendukung lulusan sebagai penyuluh perkebunan yang unggul, profesional dan berdaya saing,” kata Yuliana.
Seiring hal tersebut, Mahasiswa Polbangtan Medan fokus pada teknis budidaya dan pengolahan kopi arabika, yang diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang tanaman kopi, yang kelak menjadi penyuluh unggul, professional dan berdaya saing.
Pada kegiatan monitoring di Kabupaten Toba tersebut, hadir Ketua Jurusan Perkebunan, Iman Arman,dosen Pembimbing Internal, Silvia Nora Pembimbing Eksternal dari Badan Pelaksana Otorita Danau Toba [BPODT] Dedi Siregar dan Pembimbing Eksternal di Desa Motung, Tonni Sitorus.
"Tujuan pelaksaan monitoring, untuk melihat sejauh mana ilmu dan pemahaman yang didapat mahasiswa selama PKL khususnya pada budidaya dan pengolahan kopi arabika," kata Iman Arman.
Dosen Pembimbing, Silvia Nora mengaku cukup puas pada ilmu yang didapat mahasiswa selama PKL I, seraya berharap mahasiswa kelak dapat melakukan sinkronisasi pengetahuan lapangan dengan pembelajaran di kelas.
Selain Potensi Kopi Toba, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!