Mengenal "Niksen", Budaya "Mager" dari Belanda
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

MEDAN - Kesibukan dan padatnya hidup di kota membuat masyarakat lebih mudah mengeluh dan merasa lelah baik segi fisik maupun batin.

Meskipun berbagai transportasi sudah berinovasi, tetapi dampaknya masih belum maksimal dirasakan. Pekerja pun sering merindukan untuk sekadar mendapat istirahat yang cukup, sebut saja jam tidur.

“Niksen”, Kebalikan dari Perilaku Produktif

Saat ini, tren budaya dari mancanegara banyak diperkenalkan kepada khalayak. Masih ingat dengan kosa kata 'Konmari'? Sebuah istilah Jepang yang dipopulerkan oleh Marie Kondo mengenai merapikan rumah dengan baik.

Kini, ada sebuah istilah baru yang siap Anda dengarkan. Niksen, sebuah istilah dari Belanda yang memiliki arti tidak melakukan apa-apa.

Istilah Niksen seringkali menjadi kebalikan dari perilaku produktif. Kesehatan mental yang jumlahnya semakin meningkat menumbuhkan reaksi seperti letih dan burnout.

Kesibukan seseorang membuat mental itu semakin melemah. Dikutip dari TIME, Sabtu, 29 November, Eve Ekman, seorang direktur training di University of California mengatakan semua orang mencari beberapa cara untuk kemudahan dan koneksi karena kesibukan membuat mereka lebih lelah.

Walaupun Niksen memiliki arti tidak melakukan apapun, hal ini bisa menjadi pertimbangan jika kita merasa terlalu sibuk dan terbebani dengan pekerjaan kita.

Membatasi aktivitas bisa memperlambat emosi dan mengurangi kecemasan. Dengan melakukan Niksen, menemukan ide baru jadi lebih terbantu. Setidaknya itu yang dikatakan Veenhoven, direktur World Database of Happiness.

“Bahkan ketika kita ‘Niksen’, otak kita masih memproses informasi dan menggunakan kekuatan pemrosesan untuk menyelesaikan masalah yang tertunda.” jelas Veenhoven. Meningkatkan kreativitas seseorang juga bisa didapatkan melalui Niksen ini.

Studi pada 2013 yang dilakukan dalam Frontiers in Psychology, pikiran yang melayang-layang dapat membantu seseorang mendapatkan inspirasi atau tindakan apa yang ia perlu lakukan.

Niksen terdengar sederhana tetapi nyatanya sulit dilakukan. Tidak ada ketentuan khusus mengenai bagaimana melakukan Niksen. Cukup ambil waktu untuk hening sejenak dan menatap ke luar jendela.

Hal yang direkomendasikan juga mencoba staycation untuk semalam dan mematikan notifikasi gawai. Ini semua tentang membiarkan hidup berjalan sesuai rencana, dan membebaskan diri kita dari kewajiban sesaat.

Meskipun menarik, kegiatan Niksen tidak bisa dilakukan terlalu sering. Nilsen bisa membentuk dua kemungkinan dari sisi positif atau negatif.

Tidak hanya pikiran positif, Nilsen juga bisa membuat aktivitas merenung semakin dalam. Konsekuensi ini memengaruhi emosi seseorang dalam jangka panjang. Melamun juga dinilai berkaitan dengan kepuasan hidup yang lebih tinggi, apalagi melamun soal keluarga dan teman-teman.

Sebuah studi yang dilakukan pada 2016, orang-orang berpartisipasi dalam kegiatan yang produktif cenderung lebih bahagia karena perilaku sosial yang jauh lebih kuat. Kebahagiaan bisa menghasilkan produktivitas yang memiliki hubungan antara relaksasi dan kebahagiaan.

Pada akhirnya, hanya diri Anda yang bisa menentukan bagaimana Anda bersikap menghadapi hidup Anda. Mungkin Niksen adalah solusi yang menarik tetapi Anda tidak bisa bergantung dengan Niksen karena Niksen bukanlah satu-satunya cara meraih ketenangan dalam hidup.

 

Artikel ini pernah dimuat di VOI.ID dengan judul: Mengenal Lebih Jauh tentang Niksen, Seni 'Mager' dari Belanda.

Selain Budaya "Mager" dari Belanda, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!