MEDAN - Taylor Swift didaulat sebagai Woman of the Year versi Billboard. Ini adalah penghargaan pertama yang dibuat Billboard sebagai wujud apresiasi terhadap perempuan yang bersinar selama satu dekade terakhir. Taylor Swift menjadi musisi perempuan pertama yang menerima penghargaan ini.
Wawancara yang dilakukan bersama Billboard membuat Taylor Swift merefleksikan apa yang terjadi selama satu dekade ia berkarier. Picture to Burn, sebagai video klip pertamanya membuktikan ia sanggup membawa titel musisi ke dalam hidupnya. Karier itu berlanjut hingga album Lover yang baru dirilis.
BACA JUGA:
Taylor Swift Berekspresi melalui Lagu
Di samping kesuksesan yang menghampiri hidupnya, Taylor Swift dikelilingi oleh sorot kamera akan kehidupan pribadi dan masalah lainnya. Ia memang menyanggupi konsekuensi semua itu, Swift pun belajar mengekspresikan diri setidaknya lewat lagu-lagunya. Album Lover, memiliki sejuta cerita tentang kehidupannya yang kerap diterka-terka oleh publik.
Taylor Swift beberapa waktu lalu mencuat kala ia berseteru dengan Scooter Braun dan Scott Borchetta, orang di balik label Big Machine Records yang menjadi wadah bermusik Swift sejak awal berkarier. Saat itu, sebuah unggahan di Tumblr menjadi curahan hati Swift setelah ia dilarang menyanyikan lagu-lagu lamanya.
Melihat tidak ada perubahan, pada November 2019 lalu Swift meminta bantuan penggemar untuk memberitahu kedua pria tersebut agar memberikan hak atas lagu-lagunya. Ia berencana merekam ulang lagu-lagu tersebut, namun sumber terbaru mengatakan Braun terbuka dengan segala kemungkinan termasuk menjual hak tersebut dengan harga miring kepada Swift.
Jauh sebelum itu, Swift sempat melakukan protes terhadap Apple Music karena tidak membayar royalti kepada musisi dengan jumlah mumpuni. Hal tersebut juga sempat membuatnya mundur dari memberikan katalog musik ke sejumlah layanan streaming musik. Namun, sejak bergabung dengan label terbaru, ia memberi syarat agar penjualan streaming harus sampai kepada musisi di bawah label tersebut.
“Saya tahu saya terlihat sangat vokal soal ini. Tetapi itu karena seseorang harus melakukannya,” kata Swift kepada Billboard.
Segala suara yang digunakan Taylor Swift dalam menyebarkan kesadaran akan musik dan segala teknisnya perlu diberi acungan jempol. Swift mengaku ia ingin melakukan ini untuk musisi-musisi yang mendapat ‘diskriminasi’ karena karya mereka.
“Ini terjadi kepada perempuan dalam musik lebih banyak dibandingkan pria. Itu mengapa saya menerima banyak panggilan telepon dari artis baru secara tiba-tiba - seperti, “Hi, saya mendapatkan pers buruk untuk pertama kali, saya panik, bisakah saya berbicara denganmu?” dan jawabannya selalu ya!” jelas Swift.
Swift juga mengaku, lebih dari 20 musisi yang secara random menghubunginya, tetapi ia melihat itu sebagai pujian karena tandanya mereka peduli terhadap apa yang terjadi dengan kariernya. Awalnya, Swift tidak menyangka bakal ada orang yang sepeduli itu sampai ia bertemu dengan Faith Hill, penyanyi country asal Amerika.
Jalan karier Swift masih panjang dan ia ingin terus belajar dari segala hal - termasuk belajar menulis lirik, memproduksi lagu, dan segala teknis yang seorang musisi perlu ketahui. Swift pun berencana merekam ulang lagu-lagunya mulai tahun depan.
Artikel ini pernah dimuat di VOI.ID dengan judul: Proses Pembelajaran Taylor Swift dari Satu Dekade Berkarier.
Selain Perjalanan Karir Taylor Swift, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!