MEDAN –Pulau Onrust memiliki romantisme sendiri dalam sejarah bangsa. Salah satu denyut aktivitas di Pulau Onrust mulai dikenal sebagai tempat peristirahatan terbatas keluarga Kerajaan Banten pada abad ke-16.
Perihal Onrust sebagai tempat plesiran pun telah diungkap oleh Bambang Budi Utomo dalam bukunya yang berjudul Warisan Bahari Indonesia (2017). Dirinya menceritakan, saat Kesultanan Banten masih berjaya, beberapa pulau di Kepulauan Seribu, termasuk juga Pulau Onrust dijadikan tempat peristirahatan keluarga Sultan Banten. Tak lama kemudian, barulah terjadi sengketa kepemilikan dengan Jayakarta.
BACA JUGA:
“Pihak Jayakarta merasa pulau-pulau itu termasuk wilayah teritorial karena letaknya yang dekat. Sebaliknya, Banten merasa lebih berhak karena Kepulauan Seribu termasuk dalam wilayah kekuasaannya,” ujar Bambang.
Singkat cerita, perubahan peran dari tempat peristirahatan keluarga kerajaan ke galangan kapal mulai terlihat pada pertengahan abad ke-16. Pemicunya, tak lain karena kegagalan seorang penjelajah Belanda Cornelis de Houtman dalam memonopoli rempah di Banten.
Alhasil, setelah kongsi dagang Belanda VOC dibentuk pada 1602, para petinggi di Belanda mulai memikirkan opsi lain dengan mengubah rencana, dari memonopoli rempah Banten, berpindah ke Jayakarta. Untuk itu, siasat demi siasat dilakukan dalam hal memperlancar bujukan kepada empu Jayakarta supaya mengizinkan VOC berada di Pulau Onrust.
Pulau Onrust dan Siasat VOC Kuasai Jayakarta
Penandatanganan perjanjian antara VOC dengan Pangeran Jakarta pada 1610 menjadi bukti VOC dapat merebut hati penguasa lokal. Menurut Alwi Shahab, dalam buku Batavia Kota Hantu (2010), dalam isi perjanjian, pihak Jayakarta memperbolehkan orang Belanda mengambil kayu untuk pembuatan kapal-kapalnya di Teluk Jakarta.
Oleh sebab itu, VOC menjadikan Onrust sebagai pelabuhan sekaligus galangan kapal cukup besar. Tak hanya itu, pemerintah kolonial juga membangun gudang-gudang sebagai tempat penyimpanan muatan saat kapal sedang diperbaiki.
Kiranya, itulah alasan ratusan kapal dari luar yang hilir mudik berdagang di Jayakarta dapat singgah sekaligus di Onrust. Ada yang memiliki tujuan untuk bongkar muat barang dan ada juga yang hanya memiliki niatan untuk memperbaiki kapal, seperti yang pernah dilakukan oleh penjelajah terkenal Inggris Kapten James Cook pada 1770.
Lantas, galangan kapal itulah yang memberi Onrust julukan baru, yaitu Pulau Kapal. “Adanya galangan kapal ini sangat berarti bagi Belanda, mengingat pelayaran dari Belanda ke Jakarta memerlukan waktu berbulan-bulan yang menyebabkan kerusakan kapal,” tulis Alwi.
Artikel ini pernah dimuat di VOI.ID dengan judul: Riwayat Pulau Onrust sebagai Pertahanan Pertama Belanda Saat Jajah Indonesia.
Selain Benteng Militer Belanda Pertama di Indonesia, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!