MEDAN - Kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) merupakan gerakan Islam terbesar di Mesir. Sebagai organisasi massa, IM didirikan oleh Hassan Al-Banna. Tujuannya menjadikan Alquran dan Hadis sebagai ideologi umat Islam pada 1928.
IM kemudian dijadikan alat pejuang Mesir agar lepas dari belenggu kolonialime Inggris. Sejarah mencatat jika IM juga sempat dicap radikal. Di balik semuanya, perjuangan IM justru diadopsi oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
BACA JUGA:
Mulanya Ikhwanul Muslimin untuk Melawan Belenggu Kolonialisme
Selain itu Hassan Al-Banna diketahui sering melemparkan gagasan terkait pembaharuan prinsip negara Islam di Mesir. Bahkan Hassan Al-Banna telah dua kali mencoba duduk di kursi parlemen Mesir pada 1942-1944.
Upaya itu dilakukan Hassan Al-Banna sebagai langkah membebaskan Mesir dari kekuasaan asing yang tak mempedulikan prinsip Islam. Berdasar itu pengaruh IM jadi sedemikian besar, termasuk mendorong Mesir jadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Dukungan kepada Indonesia diberikan sesuai dengan prinsip Hassan Al-Banna yang anti-kolonialisme. Apalagi IM jadi salah satu aktor lahirnya Lajnatud Difa'i'an Indonesia (Panitia Pembela Indonesia), sebuah organisasi yang menghimpun dukungan rakyat Mesir bagi kemerdekaan Indonesia.
Dalam hal itu Hassan Al-Banna sendiri menyambut perwakilan Indonesia, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim kala berkunjung mencari dukungan ke Mesir pada 16 Oktober 1945. Pun karena Indonesia sendiri adalah negara yang penduduknya mayoritas Muslim terbesar di dunia.
“Seperti dalam kasus masyarakat Barat yang lebih cenderung pada pembangunan unsur fisik dalam tatanan kehidupannya, ini tidak dikehendaki oleh Islam," sebentuk pandangan Hassan Al-Banna, dikutip Hafniati dalam buku Moderasi Dakwah Hasan Al-Banna dalam Pengembangan Masyarakat Islam di Indonesia (2020).
"Adapun kami, kata Al-Banna, percaya bahwa di pundak setiap muslim terpikul amanah besar untuk mengorbankan seluruh jiwa, darah, dan hartanya demi membimbing umat manusia menuju cahaya Islam.”
“Dari sini, kita mendapatkan gambaran bahwa tujuan hidup seorang muslim tidaklah hanya dibatasi oleh wilayah (region) tertentu, tetapi dalam skala yang lebih luas adalah untuk seluruh umat manusia,” tambahnya.
Selepas dukungan besar kepada kemerdekaan Indonesia, pada 1980-an hingga 1990-an IM mulai menancapkan pengaruhnya pada gerakan keislaman dalam negeri. Pengaruh itu hadir oleh ramainya gerakan halaqah (mengaji) di kampus-kampus Tanah Air yang banyak mengadopsi metode gerakan dan pendidikan IM.
Mula-mula di universitas negeri, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknik Bandung, dan Institut Pertanian Bogor, hingga berkembang luas ke universitas swasta dan berbagai akademi. Gerakan Islam kampus itu kemudian melahirkan Partai Keadilan (PK). PK kemudian berkembang jadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pendirian PKS pada Juli 1998 itu dibantu banyak tokoh IM dari Mesir dan Timur Tengah. Alhasil PKS jadi wujud penampilan IM cabang Indonesia, dengan tujuan utama menjadikan panggung politik sebagai mimbar dakwah.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Ikhwanul Muslimin: Dari Mesir ke Indonesia Lalu Hidup di Dalam Ideologi PKS.
Selain Sejarah Ikwanul Muslimin di Indonesia, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!