Potensi Rambutan Binjai Masih Menjanjikan di Sumatera Utara
Polbangtan (ANTARA/HO)

Bagikan:

MEDAN - Kementerian Pertanan (Kementan) mengajak petani dan penyuluh kota Binjai, Sumatera Utara untuk mengembangkan tanaman lokal seperti rambutan Binjai. Dengan memanfaatkan lahan pekarangan melalui urban farming, diharapkan selain menjadikan ladang bisnis juga dapat menjadi solusi keterbatasan lahan di perkotaan.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong tumbuhnya pertanian perkotaan yang mengoptimalkan teknologi dengan memanfaatkan keterbatasan lahan.

Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian menghasilkan oksigen yang sangat penting di perkotaan, bukan hanya menghasilkan buah dan uang.

Pertanian di Binjai digerakkan dan dapat dukungan menteri

"Pertanian adalah satu-satunya subsektor ekonomi penghasil oksigen bagi perkotaan. Pertanian selama ini menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi nasional di tengah pandemi, bahkan berkontribusi pada peningkatan ekspor nasional," katanya.

Senada dengan Mentan, ajakan yang sama mengemuka pada Bimbingan Teknis yang diikuti 100 petani dan penyuluh dari lima kecamatan di Kota Binjai, Minggu [24/4].

Dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Kota Binjai, Syarif Sitepu, Bimtek dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI, Djarot Saiful Hidayat dan Anggota DPRD Komisi E Provinsi Sumatera Utara, Meriahta Sitepu serta Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini.

"Kita menggerakkan pertanian kota. Di lorong, di kantor, di gang harus bertani. Liha kiri dan kanan kita, lahan yang ada harus kita manfaatkan untuk bertani," katanya.

Legislator Senayan, Djarot mengurai tentang pemanfaatan lahan pekarangan dalam urban farming, dengan cara Permakultur, pengelolaan pertanian tetap menjaga kelestarian lingkungan.

"Komoditas unggulan Kota Binjai seperti rambutan dapat menjadi tanaman primadona yang disukai masyarakat Indonesia. Sayangnya, di Kota Binjai justru makin sedikit yang menanamnya justru berkembang di Blitar sebagai rambutan yang mahal harganya," kata Djarot.

Hadir sebagai narasumber adalah praktisi pertanian, Samulya Indra yang memaparkan 'Permakultur Pertanian' dan Herwi Rusli Dainiri mengulas tentang 'Pekarangan Pangan Lestari' yang diikuti antusias oleh peserta Bimtek.

Dalam sambutannya, M Syarif Sitepu mengatakan bahwa Pemkot Binjai sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2/2018 tentang Pembangunan Daerah Berbasis Daya Saing Melalui Inovasi dan Kompetensi.

"Dalam konteks pengembangan pertanian, petani didorong mengembangkan benih-benih lokal Kota Binjai," katanya.

Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini mengatakan bahwa Kementerian Pertanian RI konsentrasi pada penggunaan bibit unggul dan inovasi teknologi yang dapat meningkatkan minat generasi muda ke sektor pertanian.

"Pemanfaatan lahan terbatas, dapat diatasi dengan cara hidroponik yakni budidaya tanpa media tanam tanah," kata Yuliana pada Bimtek yang diinisiasi oleh Komisi IV DPR RI didukung Kementan dan difasilitasi oleh Polbangtan Medan.

Selain Potensi Rambutan Binjai, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!