JAKARTA - Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa Volker Turk mengatakan pada Hari Selasa, dirinya "ngeri" dengan penghancuran fasilitas medis RS Nasser dan RS Al Shifa di Gaza, serta laporan tentang kuburan massal yang berisi ratusan mayat di sana, menurut seorang juru bicara.
Pihak berwenang Palestina melaporkan menemukan sejumlah mayat di kuburan massal di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan minggu ini, setelah ditinggalkan oleh pasukan Israel. Penemuan mayat juga dilaporkan di RS Al Shifa setelah operasi pasukan khusus Israel.
BACA JUGA:
"Kami merasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan karena jelas ada banyak jenazah yang ditemukan," kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kepala HAM PBB, seraya menambahkan Turk merasa ngeri dengan laporan penemuan kuburan massal dan penghancuran rumah sakit, dilansir dari Reuters 24 April.
"Beberapa dari mereka diikat tangan, yang tentu saja mengindikasikan pelanggaran serius terhadap hukum hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter internasional, dan hal ini perlu diselidiki lebih lanjut," lanjutnya.
Dia menambahkan, kantor hak asasi manusia PBB sedang berupaya untuk mendalami laporan pejabat Palestina terkait penemuan 283 mayat di RS Nasser dan 30 di RS Al Shifa.
Menurut laporan tersebut, beberapa jenazah terkubur di bawah tumpukan sampah, termasuk wanita serta orang lanjut usia.
BACA JUGA:
Terpisah, Layanan Darurat Sipil yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan pada Hari Selasa, total 310 mayat telah ditemukan di satu kuburan massal di RS Nasser sejauh ini dan dua kuburan lainnya telah diidentifikasi, namun belum digali.
Sementara itu, militer Israel dan misi diplomatiknya di Jenewa, Swiss tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Israel sebelumnya menuduh militan Hamas menggunakan rumah sakit sebagai markas dan pasukannya membunuh sekitar 200 militan di Al Shifa dan tidak melukai warga sipil.