Kerajinan Tenun Ulos Tapanuli Utara Mendapat Dukungan dari Dekranasda
Ketua Dekranasda Taput, Satika Simamora (tengah) memperhatikan pemaparan Alan Sahroni bersama Abdullah dari Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kemperin terkait ATBM "Dogan" khusus benang dari serat nanas. (ANTARA/Rinto)

Bagikan:

MEDAN - Kerajinan Tenun Ulos Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut) akhirnya mendapatkan dukungan dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekanasda).

Dekranasda mendorong penenun ulos di daerah untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam menghasilkan ulos yang berkualitas dan mampu menembus pasar internasional.

Ketua dekranasda tapanuli Utara: Daerah Harus Mampu Menjadi Pionir

Ketua dekranasda tapanuli Utara, Satika Simamora, di Tarutung, Kamis, mengatakan, setiap kreativitas akan menjadi penambah nilai jual kain tenun ulos, tak terkecuali ilmu yang diterima oleh peserta Bimtek IKM tenun ulos soal pembuatan benang berbahan serat daun nanas.

"Seluruh peserta Bimtek yang telah dipercaya sebagai perwakilan daerah harus mampu menjadi pionir di wilayahnya dalam mengembangkan kreativitas ulos batak," katanya.

Hal itu ia sampaikan terkait Bimtek yang digelar oleh Kementerian Perindustrian melalui Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka kepada 25 penenun ulos selama 4 hari, 23-26 Juni 2021 di GNB Lake Resort Muara, Tapanuli Utara, Sumut.

Ia mengatakan pelaksanaan bimtek yang digelar Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian itu merupakan sebuah kesempatan baik bagi setiap peserta dalam menambah ilmu dan wawasan.

"Potensi yang ada harus semakin ditingkatkan. Ilmu harus bertambah, sampai lansia, sampai tua juga harus menuntut ilmu," ujarnya.

Harapnya, setiap peserta mampu menularkan kemampuan yang diperoleh dalam bimtek di tengah masyarakatnya.

"Tidak ada yang instan, semuanya perlu belajar. Dasarnya pegang dulu, nanti level selanjutnya akan lebih mudah," jelasnya.

Ia menyebutkan dahulu merubah penggunaan benang putar menjadi benang seratus dalam tenun ulos, cukuplah sulit, namun akhirnya dapat diterima oleh masyarakat dan jelas menambah nilai jual ulos itu sendiri.

"Kreativitas sangat dibutuhkan dalam mengembangkan ulos. Itu sebanding dengan harga jual, agar ulos kompetitif," terangnya.

Namun, Satika juga mengungkapkan, setiap penenun ulos juga harus memahami jika segalanya bukan soal untung dalam nilai jual. Sebab, nilai jual juga dipengaruhi oleh kualitas kain tenunan.

"Bisa jadi bahan tenunan sama, namun kerapian tenunan berbeda dan menjadi poin tersendiri bagi pembeli. 'Handmade' itu banyak kelebihannya, gak usah khawatir akan keberadaan mesin- mesin," katanya.

Selain Kerajinan Tenun Ulos Tapanuli Utara, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!