MEDAN - Ngatemen, warga Desa Benteng Jaya, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, meski tunanetra tak pantang menyerah memanjat pohon kelapa setinggi 10 meter.
Diketahui, lelaki berusia 49 tahun itu selalu bersemangat menjalani pekerjaannya. Dengan mengandalkan indra perasa dan pendengaran, Ngatemen mampu membedakan buah kelapa muda dan tua yang dipetiknya.
BACA JUGA:
Hasil dari memanjat, pria hidup sebatang kara ini menjual buah kelapa berkeliling kampung sampai ke pasar.
"Saya memanjat kelapa sudah 15 tahun. Tidak bisa melihat bukanlah jadi penghalang untuk dihindari, tetapi untuk diatasi," ucap Ngatemen.
Dalam sehari, sebut Ngatemen dirinya mempu memanjat beberapa pohon kelapa demi kebutuhan kehidupan.
"Keadaan begini disyukuri saja. Selagi masih berusaha, in syah allah berikan jalan untuk mengais rezeki," sebutnya.
Di saat Ngatemen memanjat pohon kelapa di belakang rumah, dia diberitahu oleh tetangga bahwa sejumlah petugas kepolisian dari Polres Batubara mencarinya.
Mendengar hal itu, sontak membuat Ngatemen terkejut yang kemudian turun dari pohon kelapa untuk menemui petugas kepolisian tersebut.
Ngatemen Didatangi Kapolres Batubara
"Aku kira ada apa, ternyata yang datang bapak Kapolres Batubara. Sangat terharu sekali, beliau menyulangkan air dengan gelas," terang Ngatemen dihadapan Kapolres Batubara.
Kapolres Batubara AKBP Ikhwan Lubis SH MH menyatakan sangat kagum sosok Ngatemen. Dengan keadaan tidak bisa melihat, ia jago memanjat pohon kelapa.
Hal itu dibuktikan mantan Kapolres Belawan melihat secara langsung saat pak Ngatemen mengambil buah kelapa dengan hitungan 25 detik.
"Pak Ngatemen menjadi pemacu semangat bagi kita yang berpenglihatan normal untuk tidak mudah menyerah pada keadaan," ujarnya.
Di sela kunjungan, pendiri dan pembina komunitas sedekah jumat memberikan santunan kepada Ngatemen.
Selain Batubara Sumut, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!